SEJARAH
mencatat pada abad XV hinggga XVI terdapat kerajaan besar yang berpusat
di Demak dengan rajanya, Sultan Fatah. Situs yang tertinggal, seperti
Masjid Agung Demak menjadi buktinya. Tetapi, muncul pertanyaan dimanakah
sebenarnya letak Keraton Demak itu?
Pertanyaan itu menjadi
wacana yang selalu diperbincangkan dan belum ada yang mene...mukan
jawabannya. Padahal, berbagai penelitihan telah dilakukan. Bukan hanya
oleh akademisi, peneliti, arkeolog, tetapi juga mereka yang memiliki
minat dan keingintahuan menapak jejak kerajaan Demak.
Hasilnya,
banyak pihak yang memiliki pandangan berbeda tentang posisi yang pasti
letak keraton itu. Persoalan tersebut menjadi bahan kajian menarik dalam
seminar bertema ’’Mengungkap Silsilah dan Situs Kerajaan Demak’’ yang
diadakan LSM Gelora di aula Gedung DPRD Demak, kemarin.
Tampil
sebagai pembicara Prof Dr Wasino M Hum (guru besar sejarah Unnes) Prof
Dr H A Sutarmadi ((UIN Syarif Hidayatullah), Drs H Masrun M Nor MH,
Triyanto Triwikromo (Redaktur Suara Merdeka) dan R Sumito Joyo Kusumo.
Prof Wasino mengungkapkan, runtuhnya kerajaan Demak terjadi beberapa
waktu setelah wafatnya Sultan Trenggono. Saat itu, terjadi konflik
keluarga.
Situsnya Hilang
Mengenai letak Keraton Demak, dia
mengatakan, situs yang tinggal reruntuhan itu dihancurkan oleh
pemerintahan Belanda pada masa Gubernur Jenderal Daendels. Posisi
keraton dipakai untuk jalan dari arah Semarang hingga ke Demak. ’’Posisi
situs kerajaan itu berada di sebelah alun-alun Demak yang sekarang
menjadi jalan raya. Situs tersebut telah hancur sejalan dengan
perkembangan jalan daendels yang telah merobohkan bekas keraton.’’
Bekas istana semakin hilang pada akhir abad ke XIX, bertepatan dengan
pembuatan jalur kereta api Semarang-Juwana melalui Demak. Pembuatan
jalur kereta api tepat melalui pusat kerajaan (keraton) Demak. ’’Jadi
situs bangunan kerajaan Demak ini kemungkinan sudah hilang,’’ katanya.
Masrum M Noor mengatakan, telah banyak rekomendasi yang
disampaikan para penulis sejarah Demak tentang letak keraton Kesultanan
Demak. Di antaranya, hasil penelitian IAIN Walisongo tahun 1975 yang
merekomendasikan ada tiga kemungkinan letak istananya. Yakni, di sekitar
stasiun kereta api sebagai rumah Sultan Fatah. Sedangkan, keratonnya
beradai di Lembaga Pemasyarakatan atau lokasinya berhadapan dengan
Masjid Agung Demak.
Hasil penelitian Fakultas Sastra Undip
tahun 1994-1995 menyebutkan, lokasi paling relevan itu di sebelah
selatan alun-alun menghadap ke utara yang oleh masyarakat disebutkan
setinggil.
Hasil penelitian tim pencari pusat dan tata letak
pemerintahan kerajanaan Islam menyebutkan hasil tes geolistrik atau
pemetaan wilayah melalui udara, posisi kerajaan berada di lahan yang
kini dipergunakan untuk kantor Kejaksaan Negeri. Di situ juga pernah
ditemukan keramik-keramik keraton. R Sumito Joyo Kusumo mengatakan,
tepat keraton berada di tanah yang dipakai untuk SMPN 2 Demak.
Persoalan sejarah Demak yang masih simpang siur, menurut Triyanto
Triwikromo agaknya akan menyulitkan dalam mencari bekar keraton.
Karenanya perlu dilakukan penelitian arkelogis, historis, geologis dan
geografis guna mengungkap misteri tersebut. ’’Termasuk juga perlu
penelitian kultural, politis dan ekonomis untuk menyatakan lokasi
keraton,’’ terangnya. (Hasan Hamid-90) (/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar